Kamis, 20 Agustus 2009

Trik Mancing Cumi dengan Jig Squid Beraroma

kita semua sekarang ini merasakan sulitnya mendapat ikan.. dimana dalam keadaan situasi yang sudah berbeda dengan 10 tahun yang lalu, yang waktu itu ikan masih lebih mudah (bodoh??) dipancing.

maka bila ingin memancing dengan hasil yang ok, kita harus mencari spot yang jauh2 yang notabene tidak "sesuai" lagi dengan ongkos / biaya yang dikeluarkan oleh kantong "kita" dengan hasil pancingan.

salah satu solusinya peningkatan teknik dalam "menipu ikan" harus dikembangkan. bila tidak ingin boncos setiap tripnya. malu2in suhu kita aja boncos mulu..

tidak pula mutlak harus pakai umpan, joran, reel yang berkelas (mahal).. karena "seni" menipu ikan tidak boleh diabaikan.. (maklum ikan jaman sekarang udah "sekolah" sudah makin susah ditipu??!)

misal Baron yang hanya mondar-mandir nggak mau makan umpan.. ikan di dermaga sering ogah2an makan umpan.. mencium umpan.. lalu melengos pergi.. setau saya ikan tertarik dengan bentuk.. gerakan - getaran - bunyi - rasa - warna - bau..

saya mencoba salah satu yaitu bau.. saya lubangi jig squid saya dengan bor, baik jig squid yg dari resin maupun kayu semua bisa. setelah lubang kira2 5cm. bisa dilubangi di bagian punggung / perut jig tsb.. mata bor sesuaikan dengan ukuran jig.. lalu suntikan cairan berupa choya (campuran unuk mancing empang / kolam) yang bau amis atau aroma udang - tuna dll.. suntikan bisa pakai alat untuk vaksinasi ayam atau suntikan refill tinta komputer lebih bagus! tanpa jarum suntik (ntar bawa2 jarum suntik dikira narkobais he..he..)

lalu setelah lubang berisi cairan choya di tutup dengan gabus filter rokok.

sederhana dan mudah.. saya sudah coba hasilnya ada perbedaan. saya mendapatkan strike cumi lebih sering dari pemancing di kanan kiri saya.. dan cumi lebih mencengkeram jig jarang dilepaskan lagi / mocel..

kalau soal warna jig squid di P. Seribu dan P. Batam untuk cumi jarum / cumi semampar lebih tertarik warna merah atau orange baru warna biru.

rekan2 bisa mencoba untuk umpan popping? trolling? jigging? casting? barangkali.. karena ya itu tadi, ikan selain tertarik dengan gerakan, bentuk, warna, rasa, dan bau / aroma, bukan ikan fresh water saja yang perlu aroma macam2. tapi ikan salt water juga.

from franky

Ikan Gurame di sungai

Yang perlu persiapkan sebelum memancing

umpan : Ulat daun pisang, Ulat batang bambu, Jangkrik besar atau bersayap, capung

Peralatan : Tang Potong dan tang buaya, Kenur atau senar yang kuat dan kokoh ukuran diameter 0,60 mm dan kenur (lines) dg ukuran diameter 0,50 mm, Pelampung, timah, kili – kili yg besar, stoper, timah kecil, Joran yang sambung 2 serta panjang katrol besar dan kuat,

Ikan Mas

Tips dan Trik Belajar Mancing ikan Mas

  1. Mengenal alat Memancing
  2. Umpan
  3. Mengukur Kedalaman Air
  4. Cara Melempar
  5. Indikasi Pancingan Dimakan Ikan
  6. Cara Menhentak Pancingan
  7. Cara Menarik Ikan.

A. Mengenal alat Memancing

Sebelum pergi memancing ada baiknya kita mengenal dulu alat-alat yang perlu disediakan untuk kita memancing, dalam satu rangkaian pancingan yang siap digunakan untuk memancing terdiri dari, Joran, Reel beserta benangnya, Pelampung, Stopper Pelampung, Mata kail. Sedangkan aksesoris tambahan berupa standard, serokan, wadah umpan, dan sebagainya.

  • Joran.
    • Kisaran harga : 30 ribu sampai 1 juta

Alat ini adalah alat yang paling penting dalam memancing, fungsinya sebagai pelontar pancingan ke kolam. Jenis joran yang biasa digunakan terdiri dari 2 macam yaitu joran antenna dan joran sambung. Pemilihan kelenturan dan kakuknya joran itu disesuakan dengan keinginan masing-masing pemancing, ada baiknya sewaktu kita membeli joran kita coba-coba dulu mana yang enak menurut kita. Bagian-bagian joran sendiri terdiri dari:

    • Pegangan : bagian ini tempat bertumpunya tangan dan reel.
    • Badan : bagian ini bagian yang menentukan kelenturan dari joran.
    • Ring : Berbentuk “O” fungsinya sebagai tempat bertumpunya benang dari reel sampai ke mata kail.
  • Reel
    • Kisaran Harga : 30 ribu sampai 4 juta

Reel ini merupakan inovasi dari alat penggulung manual dan bagiannya terdiri dari:

o Pemutar : bagian ini merupakan gagang pemutar untuk menggulung benang terdapat dibagian samping, tempatnya bisa disesuaikan disamping kanan atau samping kiri.

o Kunci : Fungsi dari bagian ini untuk mengunci agar benang terkunci atau sebaliknya, biasanya ini terdapat di bagian belakang atau di beberapa merk reel terdapat dibagian bawah.

o Kawat pembuka : ini berfunsi untuk mengatur gulungan benang dan mengeluarkan benang dari gulungan pada saat melontar pancingan.

. Benang

o Kisaran Harga : 5 ribu sampai 30 ribu

Untuk memilih benang yang bagus usahakan yang lentur dan kuat juga tidak terlalu banyak mengandung lilin agar benang tidak mengambang diatas air.

· Pelampung

o Kisaran harga 500 sampai 1000 rupiah.

Pelampung ini berpungsi untuk mendeteksi bahwa pancingan di makan ikan, banyak sekali bentuk dan warna pelampung ini bisa kita pilih sesuai dengan keinginan pemancing, biasanya warna pelapung ini berwarna cerah agar lebih mudah kita mendeteksi bahwa pelampung dimakan ikan.

· Stopper Pelampung

o Kisaran harga 100 rupiah.

Stopper pelapung berbentuk karet yang dipasang pada benang, biasanya dalam satu rangkaian pancingan dipasang 2 stopper mengapit pelampung. Fungsi dari stopper atas yaitu untuk mengukur kedalaman air sedangkan stopper bawah untuk mengganjal pelampung agar tidak terlalu turun. Semakin tinggi stopper atas ini menandakan kedalaman air semakin dalam dan begitupun sebaliknya.

· Mata Kail.

o Kisaran harga 100 sampai 500 rupiah.

Meskipun kecil tentunya bagian ini adalah bagian yang paling penting dari semua alat yang ada dalam satu rangkaian pancingan, karena dengan mata kail inilah kita bisa menangkap ikan. Dalam satu rangkaian pancingan biasanya terdiri dari 2 mata kail, 3 mata kail bahkan lebih.

B. Umpan

Sepertinya kita belum bisa disebut memancing kalau kita memancing tanpa umpan, dan umpan itu sendiri berupa makanan yang biasa dimakan ikan yang ditempatkan pada mata kail. Banyak sekali ramuan umpan yang bisa kita gunakan untuk memancing baik itu umpan jadi yang sudah diolah dan dapat kita beli ditoko pancing atau toko kue ataupun kita meramu sendiri.

Sebagai bahan dasar untuk umpan ikan mas biasanya terdiri dari Jagung, Ubi, Keju, Susu, Telor Bebek dan kadang dicampur dengan Weijsman dan telur semut merah atau Kroto.

Dan untuk mengolah biasanya ada yang di kukus atau dipanggang di oven seperti halnya kalau kita membuat kue.

C. Mengukur Kedalaman air

Sebelum kita turunkan pancing ada baiknya kita ukur kedalam air dengan menggunakan pancingan kita untuk menyesuaikan ketinggian stopper pelampung

· Lepaskan pancingan kita kedalam air dengan membuka kawat pembuka di bagian reel.

· Jika pelampung tenggelam berarti stopper atas kita terlalu pendek geser stopper atas kita lebih keatas, kemudian coba lagi sampai pelampungnya mengambang dan berdiri lurus.

D. Cara Melontar/Melempar Pancingan

Untuk melempar pancingan yang telah siap kebagian tengah kolam ataupun suatu tempat yang kita tuju berikut langkah-langkahnya.

· Pastikan Umpan sudah terpasang baik di mata kail.

· Pastikan pula dibelakang kita tidak ada orang, karena ini berbahaya sekali.

· Tentukan satu titik tujuan kemana kita akan melemparkan umpan kita.

· Pegang joran bagian bawah (pegangan), tempatkan telunjuk kanan kita di bagian pangkal ( bagian T) antar joran dan reel.

· Perkirakan jarak antara ujung joran atas dengan pelampung antara 1 sampai 1,5 meter, tergantung dengan panjang atau pendeknya joran.

· Selipkan Benang diantar telunjuk dan joran.

· Buka kawat penutup pada reel

· Ayun pancingan kita kearah belakang kemudian sesaat langsung hentakan kedepan.

· Pada saat menghentak ke depan telunjuk kanan kita dibuka agar benang terlontar kedepan.

· Tutup kembali kawan penutup reel dan usahakan agar benang tenggelam kedalam air.

C. Indikasi Pancingan dimakan Ikan

Pada bagian ini pemancing diuji kesabarannya, pemancing dituntuk untuk melihat pelampung apakah pancingan kita dimakan atau tidak. Terkadang faktor angin dan hujan menentukan juga. Pada saat cuaca cerah pemancing dengan mudah melihat getaran yang ada dipelampung. Namun pada saat ada angin atau hujan pemancing perlu lebih teliti.

Untuk membedakannya biasanya kalau getaran yang disebabkan oleh angin, gelombang air ataupun hujan getaran yang terjadi dipelampung teratur, namun kalau getaran yang disebabkan oleh ikan biasanya getarannya datang secara mendadak atau spontan, kadang-kadang ikan akan membawa kail kedalam air sehingga pelampung tidak terlihat dipermukaan air.

D. Menhentak Pancingan

Pada saat kita melihat indikasi bahwa pancingan kita dimakan ikan, sesegera mungkin pancingan/joran kita hentakan kebelakang dan usahakan dengan memakai sedikit tenaga agar mata kail menempel pada mulut ikan. Cara melecutkan joran tersebut seperti halnya kita melempar kedepan namun ke arah yang berlawanan.

E. Menarik Ikan

Seni dalam memancing mungkin ada pada tahap ini, apalagi pada saat pemancing menarik ikan yang ukurannya lebih dari 1kg disini dibutuhkan keterampilan dalam menaklukan ikan tersebut. Adapun proses ini terjadi pada saat setelah ikan menghentak pancingan dan kita rasa ikan mengena pada kail kita, kita mulai menarik ikan tersebut, putar terus reel kita, ayunkan joran ke arah berlawanan ikan bergerak agar pancingan kita tidak kusut dengan pancingan yang lain, usahakan agar tali pancing tidak kendor yang memungkinkan ikan terlepas dari pancingan. Setelah ikan sampai dipinggi dengan jarak antar ikan dan ujung joran kira-kira 1 meter angkat ikan tersebut keatas, sedangkan untuk ikan yang lebih dari 1kg kita bisa menggunakan bantuan serokan.

Peralatan Mancing


PDF Print

memancing_kep_seribu.jpg
Berikut ini adalah peralatan mancing di Kep. Seribu atau dengan target ikan dibawah 10kg.

JORAN (ROD)

Joran sebaiknya tanpa sambungan (one piece), atau maksimal sambung dua (two pieces).

Bahan yang banyak digunakan adalah fibre glass,Carbon, Grafit, Boron atau Kevlar. Panjang joran yang ideal antara 120 cm hingga 180 cm. Ukuran yang umum digunakan berkisar 5' 6"~6' (5 feet 6 inch s/d 6 feet) sekitar 168~180 cm, biasanya ukuran ini ada pada badan joran. Merk yang umum dipakai adalah : Shimano, Daiwa, Fenwyck, Berkley dsb.

Biasakanlah memilih joran yang ringan dan sedikit kaku (fast taper) untuk reaksi cepat dan akurat.

Dan untuk pemilihan joran ini, terserah anda dan sesuai dengan buget anda. Saya sarankan untuk memilih yang tidak terlalu mahal, dan yang pasti jangan yang teleskopik untuk hasil yang maksimal.

PENGGULUNG (REEL)

Dalam hal ini anda cukup memerlukan sebuah penggulung Spinning Type penggulung yang baik adalah : ringan, memiliki minimal 3 bantalan roda (ball bearing), semakin banyak semakin baik, kapasitas kenur 200-400m. Untuk peralatan yang satu ini, berlaku pepatah : Money never lies, jadi anda jangan membeli penggulung yang tanggung-tanggung, terlebih lagi bukan dari merk ternama seperti : Shimmano dan Daiwa. Lebih baik uangnya ditabung dulu sampai cukup untuk membelinya, daripada kecewa dan menyesal.

Saya pribadi sangat cocok dan pas menggunakan ukuran 3000-4000 untuk menikmati tarikan dan sensasi, dan ukuran 6000-8000 untuk cari omzet (ikan untuk ngisi kulkas)

KENUR (LINES)

Yang umum dan layak digunakan adalah ukuran 8-20 lbs. Untuk pemilihan merk kenur ini, terserah anda dan sesuaikan kondisi keuangan anda. Saya sendiri akan menggunakan kelas kenur 8-10 lbs untuk mancing dasar (kakap merah, kuwe, kerapu) maupun mancing koncer (tenggiri / alu-alu).

Dan saya lebih senang menggunakan yang murah, yang kapasitas 1000-2000m tiap rolnya, sehingga dapat leluasa mengganti kenur setiap 2-3 kali mancing.

KAIL (HOOK)

Mata kail yang biasa digunakan adalah

no.1,2,5,6,7. (tiap merk terkadang berlainan nomornya)

Ada beberapa merek yang sudah terkenal dan banyak dipakai yakni Owner, Gamakatsu, Mustad, Daiichi. Gantilah mata kail yang telah berkarat atau tumpul; atau carilah mata kail yang cukup tajam, tetapi relative murah sehingga anda dapat menggunakannya kemudian dibuang (disposable / sekali pakai))

SABIKI / KOTREK

Sabiki adalah rangkaian beberapa mata kail (minimal 5 kail) yang dibuat sedemikian menarik, menyerupai makanan ikan sehingga ikan dengan segera menyambar rangkaian pancing ini. Biasanya SABIKI sangat efektif untuk mancing ikan umpan seperti : selar, tembang, layang, kembung, como, dll. Untuk mancing ikan-ikan ini digunakan nomor 5,6,7 . Untuk jenis ini, harga berkisar 5000-15000 ribu.

TIMAH

Timah / pemberat yang biasa digunakan adalah nomor 1-3-5-8, dan gunakanlah bentuk memanjang / seperti peluru, karena bentuk timah yang bulat / oval, mengakibatkan melintirnya kenur.

KILI - KILI

Ada dua macam : kili-kili peniti dan kili-kili biasa.

Biasakanlah selalu memakai kili-kili di setiap sambungan kenur Utama dengan tali pandu (leader).
Manfaat utama adalah untuk mengurangi kenur melintir.

NIKLIN

Niklin atau kawat yang tersedia di semua toko pancing, digunakan untuk mancing ikan bergigi tajam seperti barracuda, tenggiri, dll. Untuk mancing di Kep.Seribu, gunakanlah yang SOFT nomor 25-30.

KOTAK PANCING (TACKLE BOX)

Sangat berguna untuk membawa semua peralatan anda untuk mancing di laut. Berbagai macam pilihan model dan merk kotak pancing ini. Saya sarankan membeli yang jangan terlalu kecil, karena anda akan beli lagi dan beli lagi karena kotak pancing anda kekecilan. Paling tidak panjang 40-60cm.

Pastikan semua peralatan pancing anda (selain joran) dapat masuk dengan leluasa dalam kotak anda.

Memancing ikan air laut



Pemancing sedang mengajar seekor ikan Marlin dengan cara memacing berjalan dengan sebuah kapal pancing (trolling)

Memancing ikan air laut adalah kegiatan, olahraga, hobi atau salah satu cara menangkap ikan dilaut dan dilakukan mulai dari pinggir pantai hingga ke tengah laut dengan menggunakan bantuan alat pemancing ikan.

Di air laut, memancing ikan pada zaman ini dapat dilakukan dengan cara:

Selain itu kondisi saat memancing ikan di laut dapat dilakukan pada siang hari (dari pagi hingga petang) dan juga malam hari. Namun semua kegiatan memancing di laut kadang selalu tergantung juga dengan keadaan cuaca di sekitarnya.

Faktor Cuaca

Tidak setiap pemancingan ikan di laut selalu berhasil dengan baik. Saat memancing ikan dilaut, faktor cuaca atau faktor alam sangat berpengaruh pada hasil tangkapan. Faktor cuaca biasanya tergantung dari bermacam faktor.


Pemancing sedang berusaha menarik seekor ikan Marlin yang telah lemas ke sisi kapal untuk diangkat ke geladak kapal

Faktor Cuaca di atas permukaan laut

Matahari dan Bulan

Terik tidaknya matahari pada siang hari kadang mempengaruhi kegiatan ikan. Memancing yang baik adalah saat menjelang pagi atau subuh, dimana secara biologis ikan baru keluar dari tidurnya dan mencari makan. Diteruskan hingga siang hari teriknya matahari yang terus bersinar tanpa adanya mendung dan gelap.

Sedangkan di malam hari berpengaruh kepada ada atau tidaknya bulan. Pada malam hari memancing ikan yang baik adalah pada saat tidak ada bulan atau dengan kata lain pada saat tidak ada sinar. Karena air laut itu mengandung garam maka jika ada sinar bulan pada malam hari akan menyebabkan senar pancing yang ada di dalam air laut akan terlihat seperti menyala, itu diakibatkan karena adanya sinar atau cahaya dari atas permukaan air. Tetapi untuk memancing cumi-cumi atau udang lebih sering dilakukan pada malam hari justru disaat ada bulan adalah saat yang paling baik, karena hewan-hewan ini sangat tertarik kepada cahaya yang menyebabkan mereka mengumpul di permukaan laut disaat ada bulan. Itu sebabnya mengapa nelayan pada malam hari menggunakan lampu atau petromak untuk mencari ikan kecil, udang dan cumi-cumi.

Angin, Ombak dan Awan

Kecepatan angin juga mempengaruhi kegiatan ikan, karena besar tidaknya ombak adalah akibat dari tiupan angin. Dari tiupan angin akan mengakibatkan adanya ombak dan juga bisa berpengaruh kepada ada atau tidaknya awan. Jika memancing di tengah teluk yang curam disaat ombak besar ikan-ikan yang lebih kecil biasanya akan menuju ke teluk yang mengakibatkan ikan-ikan besar juga ikut ke dalam teluk untuk mencari mangsa.

Aliran angin juga tergantung dari cuaca dan musim. Jika mendung dan matahari terhalang atau redup, ikan laut juga biasanya akan berenang dan berada lebih kedalam air atau bahkan ke dasar laut. Disaat hujan atau musim hujan, ikan laut cenderung lebih sedikit karena salinitas air laut atau kadar garam pada air laut berkurang yang disebabkan oleh banyaknya air tawar yang terbuang ke permukaan laut juga ditambah oleh aliran muara sungai tempat air tawar terbuang ke tengah laut dan mengakibatkan ikan menuju ke tengah laut, ke dasar laut atau bersembunyi dikarang. Sedangkan jika hujan terjadi di tengah laut dan hanya sebentar apalagi ketika hujan baru reda kadang ikan akan bertambah lapar dan agresif.

Faktor Cuaca di dalam air laut

Suhu air laut

Suhu air laut sangat berpengaruh pada ikan, jika terlampau panas ikan akan lebih ke dalam laut atau ke tengah laut untuk mencari suhu yang lebih dingin, tetapi pada suhu yang agak tinggi ikan akan lebih agresif dalam mencari makan. Sedangkan jika suhu air laut terlampau dingin, ikan akan kurang dalam selera makan dan kurang begitu agresif. Suhu air laut daerah tropis berkisar antara 26 - 35 derajat celcius sedangkan pada daerah kutub bisa mendekati nol derajat celcius.

Arus air laut

Arus air dipengaruhi oleh keadaaan laut sekitarnya. Banyak kejadian pada saat situasi angin lemah, arus air bisa kencang atau pada saat angin kencang arus air dalam laut justru lemah. Jadi arus air tidak dipengaruhi oleh angin.

Jika arus air laut kencang dapat terlihat pada mancing dasar oleh miringnya senar pancing ketika timah pemberat umpan pancing dan mata kail sudah menyentuh dasar laut. Kadang mata kail dapat bergeser sangat jauh atau bahkan tidak dapat menyentuh dasar laut. Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan memberi pemberat yang lebih besar. Seperti layaknya udara, air laut bergerak dari yang bersuhu dingin menuju ke suhu yang lebih hangat. Pada daerah pertemuan kedua arus inilah biasanya ikan banyak berkumpul.

Kejernihan air laut

Faktor kejernihan atau kekeruhan air laut juga patut diperhitungkan. Kadang kekeruhan air yang buruk atau banyaknya sampah dapat menyebabkan ikan berkurang. Saat yang lebih baik adalah pada keadaan laut sekitarnya bening dan berwarna biru terang dan matahari bersinar terik. Kadang perbedaan warna laut bisa diakibatkan oleh sinar matahari yang redup atau terhalang oleh mendung, hal ini dapat menyebabkan air laut terlihat keruh.

Mata Kail

Mata kail

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Bermacam jenis mata kail

Bermacam ukuran mata kail

Mata kail adalah salah satu alat untuk menangkap ikan yang paling populer dan digunakan untuk memancing.

Mata kail digunakan sebagai tempat untuk menaruh umpan pancing, yang pada awalnya terbuat mulai dari tulang atau kayu keras pada zaman dahulu.

Pada masa kini bermacam mata kail sudah dapat dibuat dari berbagai macam logam keras seperti dari besi (yang diberi lapisan chrome), baja atau bisa juga dengan campuran bahan logam lainnya misalnya dari bahan karbon.

Mata kail mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam (gambar kiri). Sedangkan untuk ukuran besar-kecilnya pada mata kail biasanya dibedakan dengan menggunakan nomer (gambar kanan).


Mata kail pada masa zaman batu yang terbuat dari tulang, ditemukan di Skåne, Swedia

Alat pancing

Dalam pengertian olahraga memancing selain mata kail, alat pancing terdiri dari bermacam alat pendukung, seperti:

  • Pelampung pancingan, bisa terbuat dari kayu, busa, gabus atau plastik selama sesuai dengan penggunaannya sebagai pelampung yang ringan dan dapat mengambang di atas permukaan air.
  • Pemberat umpan pancing, umumnya menggunakan bahan dari timah agar umpan dapat tenggelam di bawah air.
  • Rol pancing, biasanya diletakkan pada pangkal dari tongkat pancing (joran pancing) yang berguna sebagai tempat menggulung tali senar pancing dan terdapat pemutar pada bagian sampingnya, tapi dapat pula rol pancing digunakan tanpa tongkat pancing dengan cara tali senar digulung secara manual oleh tangan.
  • Tali senar pancing, digunakan untuk memasang mata kail sekaligus sebagai media penghubung antara pemancing dengan ikan yang terpancing.
  • Tongkat pancing, digunakan untuk tempat rol pancing pada pangkalnya dan biasanya tongkat pancing tidak digunakan pada area berair dalam atau pada saat memancing dasar.
  • Umpan pancing, terdiri dari beragam variasi, mulai dari umpan buatan misal berupa ramuan hingga umpan alam hidup ataupun mati misalkan ikan kecil, udang, cacing atau cumi-cumi

Pada dewasa ini mata kail tidak lagi harus menggunakan umpan dari bahan organik, tetapi dapat pula digunakan umpan buatan (lure) yang berbentuk seperti umpan asli dan terbuat dari kayu atau plastik.

Sejarah

Memancing

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas



Seorang pemancing sedang memancing ikan air tawar di sebuah telaga dengan menggunakan tongkat pancing (joran)

Memancing (Inggris:Fishing) secara luas adalah suatu kegiatan menangkap ikan yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau di tengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan. Atau bisa juga sebagai kegiatan menangkap ikan atau hewan air tanpa alat atau dengan menggunakan sebuah alat oleh seorang atau beberapa pemancing.

Namun dalam praktek dan dari hasil buruannya, tidak semua kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumi-cumi, gurita, bahkan ikan paus.

Memancing ikan dapat dibedakan berdasarkan alam buruannya, yaitu:

Pada dasarnya memancing hanyalah salah satu cara menangkap ikan. Oleh karena itu banyak cara atau teknik menangkapp ikan yang lain.

Sejarah

Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropa bahwa aktivitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di dalam goa-goa tersebut.

Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolithic sekitar 4.000 - 8.000 tahun yang lalu yang kemudian berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih dipakai hingga saat ini. Begitu pula dengan cara pengolahan ikan hasil tangkapan, saat ini cara tersebut masih dilakukan dengan teknik yang sama misal pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan cara pengasapan.

Teknik Menangkap ikan

Bedasarkan caranya, memancing hanyalah salah satu cara untuk menangkap ikan atau hewan air, selain dengan cara memancing ada beberapa cara menangkap ikan yang lain yaitu:

Dengan Tangan


Menangkap ikan dengan tangan.

Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol pancing dan senar atau biasa disebut mancing tangan.

Saat mancing di laut, menangkap ikan dengan cara ini kerap digunakan untuk jenis memancing dasar laut (bottom fishing). Di Inggris dan Amerika menangkap ikan trout dan ikan salem di sungai-sungai berair dangkal dapat dilakukan dengan tangan (trout tickling).

Pada perairan laut mengumpulkan kerang dengan menggunakan tangan dapat dilakukan dengan cara menyelam.

Tombak


Mata tombak untuk menangkap ikan dari Guyana

Menangkap ikan dengan cara menombak lebih mudah daripada dengan tangan dan cara ini sudah digunakan sejak lama oleh manusia.

Ujung tombak dibuat sedemikian rupa seperti pada mata kail agar ikan yang tertangkap tidak dapat lepas dari mata tombak.

Tombak yang dipakai dapat mermacam-macam bentuk, dari yang mempunyai gagang pendek hingga yang panjang dan biasanya bercabang tiga diujungnya (semacam trisula), atau dapat pula hanya bermata satu.

Harpoon


Mata harpoon

Pada masa sekarang cara menangkap ikan dapat menggunakan harpoon yaitu alat penangkap ikan berupa tombak yang diberi tali yang panjang.

Menangkap ikan dengan cara ini diharuskan menggunakan perahu dengan cara mengejar ikan yang sedang diburu.

Harpoon ditembakkan dengan menggunakan sebuah alat pelontar, biasanya alat ini digunakan untuk menangkap Paus.

Setelah ikan terkena harpoon, lalu ikan ditarik dan kemudian diangkat keatas geladak kapal.

Tali pancing

Pada saat ini cara menangkap ikan paling favorit dan praktis serta dapat dilakukan secara sendirian ialah dengan menggunakan tali pancing yang disebut juga senar.

Pada ujung senar dipasang satu atau lebih mata kail yang mana setiap mata kail diberi umpan hidup ataupun umpan tiruan.

Menangkap ikan dengan cara ini dapat dilakukan di pinggir sungai, danau, tepi laut atau bahkan di tengah laut dengan menggunakan perahu.

Menyedot air


Biasanya cara ini secara teknis tidak dikhususkan untuk menangkap ikan.

Teknik ini lebih sering digunakan untuk menangkap berbagai jenis hewan dasar laut atau moluska seperti kerang, lobster, kepiting dan hewan sejenisnya yang berada di dasar air atau dasar laut.

Caranya dengan menggunakan kompresor yang bekerja dengan menyedot air ke atas kapal lalu disaring dan kemudian air dibuang kembali ke laut.

Jaring


Seorang nelayan menebarkan jala

Dilakukan dengan cara menyerok dengan jaring atau menebar jala yang kemudian diangkat atau dengan memasang jala dengan cara ditunggu selama beberapa waktu tertentu lalu kemudian jala baru diangkat.

Atau bisa juga jala diturunkan ke laut dengan perahu dan berjalan perlahan membentuk suatu lingkaran.

Cara ini dapat dilakukan di air tawar ataupun di laut. Jika di laut cara ini biasanya untuk menangkap udang, ikan kecil atau cumi-cumi.

Dan biasanya dilakukan pada malam hari dengan menggunakan alat penerangan untuk menarik hewan-hewan tersebut. Jala yang digunakan diletakkan pada bangunan bambu yang biasa disebut bagan.

Layang-layang


Cara ini dilakukan dengan menaikkan sebuah layang-layang yang terbuat dari bahan anti air dan diterbangkan dengan menggunakan tali.

Sebelumnya layang-layang tadi telah diberi tali senar pada ekornya yang pada ujung tali senar tersebut diberi mata kail dan umpan serta diusahakan agar mata kail dan umpan tersebut dapat tercebur kedalam air.

Tetapi cara ini kurang efektif jika dilakukan pada saat cuaca tidak mendukung seperti hujan atau angin kencang

Melubangi permukaan es


Teknik ini dilakukan di laut atau danau yang sedang membeku akibat dinginnya iklim di daerah tersebut.

Menangkap ikan dengan cara ini dilakukan dengan cara mengebor atau membuat lubang pada lapisan es agar alat pancing dapat masuk kedalam air melalui lobang yang telah dibuat sebelumnya.

lalu mata kail di masukkan kedalam lubang tersebut hingga mata kail menembus pada air yang berada dibawah lapisan es yang telah diberi lubang tadi.

Perangkap


Perangkap lobster

Cara ini tidak sebatas menangkap ikan, tapi dapat pula digunakan untuk menangkap hewan laut lain yang biasanya berada di dasar perairan, seperti lobster, kepiting dan sejenisnya.

Penangkapan dengan menggunakan suatu perangkap yang dapat terbuat dari besi, almunium atau bambu dengan cara meletakkan perangkap tersebut pada daerah tertentu. Sebelumnya perangkap tersebut telah diberi tanda atau pelampung agar mudah mencarinya setelah ditinggal untuk beberapa saat.

Bantuan hewan


Di Cina dan Jepang teknik menangkap ikan dapat menggunakan sejenis burung air yang terlatih, yaitu burung Cormorant.

Biasanya teknik ini dilakukan bersama-sama dengan nelayan lainnya yang semuanya memiliki burung ini. Dengan perahunya para nelayan membentuk lingkaran lalu kemudian burung-burung tersebut diperintahkan untuk mengejar ikan dengan arah ke tengah dari lingkaran.

Setelah mengejar dan menangkap ikan, burung kembali naik ke atas perahu. Teknik ini sudah ada sejak lama di negara tersebut dan diwariskan secara turun-temurun.

Racun ikan


Menabur barbasco

Teknik ini dilarang dan dapat menyebabkan hancurnya terumbu karang karena racun tersebut. Biasanya menggunakan barbasco, sianida atau potasium dengan tujuan membuat ikan menjadi lemas namun banyak juga yang mati.

Menangkap ikan dengan teknik ini biasanya dilakukan untuk ikan hias jenis karang agar dapat dijual hidup-hidup.

Pada gambar diperlihatkan menangkap ikan dengan barbasco, sejenis racun dari akar pohon yang setelah di larutkan ke air akan berwarna keputih-putihan.

Menyetrum


Biasanya menggunakan tongkat yang pada ujungnya disambung ke alat penghasil listrik seperti baterai, aki mobil atau generator listrik.

Teknik ini juga tidak diperbolehkan terutama untuk penangkapan ikan laut karena dapat berpengaruh dan merusak terumbu karang.

Cara ini sebenarnya lebih efektif dilakukan di perairan air tawar seperti sungai, tambak atau kolam.

Bahan Peledak

Teknik ini juga dilarang, peledakan kadang menggunakan dinamit atau bahan peledak lainnya. Teknik ini juga dapat menyebabkan hancurnya terumbu karang dan habitat ikan.

Tehnik Memancing


Beberapa tehnik mancing

1. MANCING DASARAN (Bottom Fishing).
Mengapa disebut “Mancing Dasaran”?. Karena apa yang dilakukan adalah menempatkan kail yang berisi umpan di dasar laut (atau sedikit diatasnya agar tidak tersangkut karang) dengan harapan bahwa ikan ikan yang berada di dasar laut memakan umpan tersebut. Ini adalah teknik mancing paling umum dan paling popular dikalangan pemancing. Ikan yang menjadi target biasanya adalah Kakap Merah,Jenaha, Kurisi, Kuwe, Krapu, Salem dan beberapa ikan dasar lainnya. Terkadang Tenggiri dan Barracuda juga dapat dipancing dengan cara ini. Mancing dasar menggunakan joran standar dan bisa menggunakan reel spinning atau open (overhead) reel) atau malahan pakai tangan saja (hand line) yaitu cara tradisional. Ukuran pancing yang digunakan berkisar antara nomor 3/0 sampai 1/0.

Mancing dasar harus menggunakan pemberat (timah atau besi) yang beratnya tergantung pada kencangnya arus diperairan tersebut. Diperairan kepulauan Seribu mungkin cukup menggunakan timah yang maksimal 210 gram ( no.7J) beratnya tapi di sekitar Merak, Anyer dan Muara Binuangeun mungkin harus sampai 420 gram beratnya (No.14J). Umpan yang populer digunakan di perairan P. Seribu adalah udang hidup yang biasanya dibeli dari bagan bagan pada pagi hari atau menggunakan cumi serok (sudah mati). Di daerah Selat Sunda dan Muara Binuangeun pemancing biasanya menggunakan cumi yang di iris iris atau utuh (cumi kecil) dan/atau irisan ikan tongkol atau ikan lain yang dagingnya alot! Bila pemancing melontarkan kail yang diberati timah kedalam air, apakah dari perahu atau dari dermaga biasanya menimbulkan bunyi ”jebluk” sehingga cara mancing seperti ini juga secara populer disebut teknik mancing ”jeblukan”

2. NGONCER.
Ngoncer adalah mancing dengan menggunakan ikan hidup (LIVE BAIT) sebagai umpan. Teknik ini sedikit unik dan tanpa menggunakan timah/ pemberat. Kenur utama dipasang kili-kili peniti (snaps wivel), kemudian disambungkan dengan mata kail dengan kawat nikelin sepanjang 10.cm. Umpan yang digunakan mutlak umpan hidup seperti : selar, tembang, layang, como, kembung, sangir, bahkan baby barracuda (alu-alu). Umpan hidup dibiarkan berenang menjauhi kapal, menuju lokasi yang paling akurat (tohor), sambil menunggu ikan pamangsa, seperti Tenggiri dan Barracuda menyambar umpan hidup tadi. Terkadang digunakan pula balon, yang berguna agar ikan tidak berenang ke bawah, sehingga ikan selalu berada di permukaan (1-2m dari permukaan) . Tehnik ini yang sangat efisien dan efektif untuk mancing tenggiri di Kep. Seribu dan mancing ikan permukaan di perairan sekitar Muara Binuangeun. Banyak pemancing sangat menggandrunginya.

3. TROLLING (Tonda).
Teknik memancing yang disebut ”trolling” ini harus menggunakan reel khusus (Open Reel) yang cukup kuat dan joran khusus yang umumnya hanya terdiri dari 1 batang dan harus ditarik kapal dengan kecepatan 5-7 knot. Trolling biasanya menggunakan umpan buatan yang dibuat dari fiber glass, kayu atau plastik. Umpan palsu yang paling populer adalah yang disebut Rapala untuk memancing ikan ikan seperti Tenggiri dan Wahoo. Ada jenis umpan palsu lain yang disebut Konahead yang berbentuk seperti cumi besar dengan rambut berurai tapi berwarna menyolok untuk mancing ikan ikan sejenis Marlin, Layaran dan Lemadang.
Jarak umpan dari kapal sekitar 20-100m tergantung dari ukuran umpannya. Cara ini sangat populer digunakan di perairan sekitar Binuangeun dan Ujungkulon dan kadang-kadang juga digunakan di daerah Kep. Seribu atau di Selat Sunda bagian utara walaupun jarang sekali berhasil karena sudah tidak banyak ikan pelagis diatas 10 kg.
Kalau kita trolling menggunakan umpan rapala biasanya boat melaju dengan kecepatan sampai dengan 8 knot masih bisa. Kalau ikan Wahoo yg menjadi target maka Rapala biasanya di troll dg kecepatan setinggi-tingginya. Kalau ikan jenis lain sekitar 4-6knot. Kalau menggunaka “Kona head”, agar sempurna efek “smoke trail”nya biasanya ditarik dg speed sekitar 11 knot keatas. Jadi umumnya penggunaan rapala tidak bersamaan dengan konahead.
Umumnya kalau pakai diving minnow spt. Rapala , kecepatan nya tidak lebih dari 6 knots tetapi kalau pakai konahead atau sejenis , kecepatannya berkisar antara 8 ~ 12 knots . Kalau trolling pakai umpan jahit saya biasanya pake speed sekitar 5 – 8 knot.
Unit ” knot ” adalah ” nautical miles per hr ” , kalau conversinya ke mile yang umumnya digunakan di darat, 1 nautical miles = 1.15 miles ( approx. ). Nautical mile/hour = 1.8km/jam. Jadi kalau kapal kecepatan nya 20 knots = 23 mph.
Untuk trolling dengan target ikan pelagis berukuran sedang sampai kecil misalnya di danau, muara atau rawa bakau (mangrove) sebenarnya kita tidak perlu menggunakan joran dan reel trolling khusus. Cukup menggunakan joran dan reel yang biasa digunakan untuk jigging karena biasanya lebih kuat dari joran dan reel yang digunakan untuk mancing dasaran.

4. CASTING,
Biasanya dilakukan dari pinggiran laut, seperti dermaga, batuan, pantai, bahkan diatas kapal yang sedang berhenti / jalan dengan pelan. Joran yang digunakan adalah joran khusus yang bersifat lentur (tidak kaku) dan panjangnya antara 150 sampai 172 cm cm karena berbeda dengan Popping (lihat teknik nomor lontaran umpan biasanya tidak perlu terlalu jauh (antara 20 sampai 30 m). Reel yang digunakan bisa spinning bisa juga reel khusus (baitcasting). Umpan yang digunakan biasanya umpan tiruan (lure) yang berbentuk ikan ikanan, serangga atau binatang laut lain dengan berat sekitar 7 sampai 20 gram. Caranya adalah umpan dilempar sejauh mungkin, kemudian reel digulung dengan cepat. Hal ini harus dilakukan terus menerus sampai ikan menyambar atau sampai pemancing merasa lelah dan menyerah. Oleh karena itu cara mancing seperti ini termasuk Popping dan Jigging (lihat nomor 7 dan 8 ) dikategorikan sebagai Sportfishing yaitu mancing sambil ber olah-raga!

5. SURF CASTING.
Teknik mancing ini dilakukan dari pantai dengan menggunakan joran yang panjangnya kira-kira 4m dan biasanya terdiri dari 3 pieces (potong) yang harus disambung jadi satu. Jorannya hampir seperti joran spinning atau popping biasa hanya jauh lebih panjang. Pemancing juga harus menggunakan reel yang berukuran cukup besar (biasanya model spinning kelas 4000 keatas). Walaupun teknik dasarnya hampir sama dengan casting yaitu melontarkan umpan sejauh jauhnya tetapi dalam Surf Casting, umpan yang di lontarkan justru dibiarkan mendarat dan tinggal di tempat dia jatuh. Oleh karena itu teknik mancing ini harus menggunakan timah pemberat untuk menahan agar umpan tidak bergerak kesana kemari dibawa ombak. Umpan yang digunakan juga bukanlah umpan palsu (tiruan) tetapi biasanya irisan ikan, cacing laut atau kerang-kerang yang ditemukan dipesisir. Pelontaran umpan tidak dilakukan secara sembarangan tetapi harus ditujukan ke cekukan cekukan/celuk yang diperkirakan ada ikan. Selain daripada itu surf casting biasanya dilakukan pada waktu pasang naik karena pada saat itulah ikan ikan mendekati pantai untuk mencari makanan. Selain dipantai, teknik surf casting juga bisa dilakukan di muara sungai, juga pada saat laut pasang!

6. ROCK CASTING.
Teknik mancing ini hampir sama dengan teknik Surf Casting dan menggunakan peralatan yang hampir sama tetapi dilakukan dari atas batu karang (rock) atau pinggir laut yang curam. Teknik dasarnya juga sama yaitu melontarkan umpan sejauh jauhnya dan umpan yang di lontarkan dibiarkan mendarat dan tinggal di tempat dia jatuh. Oleh karena itu teknik mancing ini harus menggunakan timah pemberat untuk menahan agar umpan tidak bergerak kesana kemari dibawa ombak. Umpan yang digunakan juga bukanlah umpan palsu (tiruan) tetapi biasanya irisan ikan, cacing laut atau kerang-kerang yang ditemukan dipesisir. Seperti dalam Surf Casting, pemancing biasanya tidak memegangi jorannya terus menerus tetapi menempatkannya disuatu tempat atau pada penyangga yang kokoh dan mengamati dari kejauhan sampai umpannya disambar ikan. Memancing dengan teknik Rock Casting sebenarnya sangat berbahaya karena pemancing harus memanjat tebing dan mencari spot diatas permukaan batu karang yang tingginya dari permukaan laut antara 2 m sampai 20 m. Yang hanya 4 m dari permukaan laut dapat tiba tiba dikelilingi air laut dan terpisah dari daratan pada saat pasang naik. Lokasi yang sangat tinggi juga sangat berbahaya karena ada bahaya terjatuh kedalam laut. Oleh karena itu teknik ini biasnya hanya dilakukan oleh pemancing yang suka mencari petualangan. Para ahli menasihatkan agar mereka yang senang ”Rock Casting” selalu melakukannya bersama teman agar bisa saling menolong.

7. JIGGING
Menurut para ahli, Jigging sebagai salah satu teknik mancing bukanlah sesuatu teknik yang baru muncul. Nelayan dari beberapa negara sejak ribuan tahun lalu telah mencoba ”menipu” ikan dengan menggunakan umpan palsu yang dibuat dari timah atau logam lain berbentuk ikan kecil yang dicemplungkan ke dasar laut lalu kemudian ditarik dengan cepat keatas. Pada saat ini, spot yang paling populer untuk teknik Jigging bagi para pemancing Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten adalah di perairan Muara Binuangeun sekitar Pulau Deli dan di Sea Mount Reef yang lokasinya antara Lampung Barat dengan Ujung Kulon. Jigging biasnya dilakukan pada spot yang terdiri dari terumbu karang atau tubiran dengan kedalaman antara 50 sampai 100 m. Jig yang digunakan biasanya adalah yang memiliki berat minimal 100 gram agar terjun dengan cepat menuju dasar laut. Beberapa pemancing menggunakan jig yang beratnya mencapai 250 atau 400 gram tergantung jenis ikan yang menjadi sasaran. Memancing dengan teknik Jigging memerlukan peralatan yang berbeda dari teknik Popping atau Casting. Joran yang digunakan cenderung lebih kaku dan pendek (antara 150 sampai 170 cm), agak lebih kaku dari joran untuk mancing Dasaran. Joran untuk jigging hampir mirip dengan joran Trolling tetapi lebih kecil ukurannya dan terdiri dari 2 sambungan yang sambungannya berada diujung pangkal joran (butt). Reelnya juga harus lebih kokoh dibandingkan dengan reel untuk popping walaupun pada dasarnya bisa ditukar-tukar. Seperti telah disebutkan diawal sewaktu Jigging, jig tidak diayunkan ke spot yang dijadikan target tetapi dicemplungkan dan dibiarkan meluncur ke dasar laut secepat mungkin kemudian segera menggulung reel dengan cepat sambil sesekali disentak sentak. Cara tersebut dilakukan agar umpan tiruan tersebut bergerak mirip ikan umpan alami tetapi berenang menuju keatas sehingga ikan sasaran mau menyambarnya. Jigging biasanya dilakukan dari kapal/perahu yang lego jangkar dan berdiam ditempat. Bila terjadi strike, jig biasanya tiba tiba terasa berat dan ada yang menarik sehingga harus segera dilakukan ”fight” agar ikan tersebut tidak bisa menyelam dan bersembunyi didalam karang. Seperti juga dalam Popping, tantangan utama dalam jigging adalah justru mempertahankan agar ikan yang menyambar jig tidak bisa lari dan bersembunyi dibalik karang. Bila ini terjadi maka yang biasanya terjadi adalah jig terpaksa diputuskan/dikorbankan. Istilah para pemancing Indonesia adalah menjadi sesajen untuk laut selatan (bila terjadinya di Binuangeun).

8. POPPING.
Teknik Popping pada dasarnya termasuk dalam kelompok Casting. Tetapi teknik Popping menggunakan joran (rod) yang cukup panjang, antara 180 sampai 210 cm dan terdiri dari 2 pieces yang disambung dengan cincin (guide) berukuran besar agar kenur dapat meluncur dengan cpat dan digulung kembali dengan lancar. Joran yang lebih panjang akan menghasilkan pelontaran umpan yang lebih jauh. Reel yang digunakan biasanya kelas 6000 keatas dan kenurnya adalah benang PE (Braided) kelas 5 (50 lbs) sampai 8 (80 lbs). Sesuai dengan sebutannya, teknik popping khusus menggunakan ”lure” (umpan buatan) yang disebut Popper yang biasanya berukuran besar dengan berat antara 80 sampai 100 gram. Umpan buatan yang dipakai terdiri dari 2 jenis. Yang pertama disebut ”Chugger” yang kepalanya rata dan memiliki cekukan seperti mangkok. Chugger ini bila disentak sewaktu mengapung akan menimbulkan bunyi ”pop, pop, pop” karena kepalanya menabrak air. Itulah sebabnya ia disebut ”popper”. Jenis yang satu lagi disebut ”Pencil” karena kepalanya ”tajam” dan pensil ini tidak disentak sentak tetapi hanya ditarik terus. Teknik Popping hampir sama dengan Casting yaitu mengayunkan umpan tiruan ke spot yang dijadikan target kemudian menggulung reel dengan cepat. Setiap setelah beberapa putaran popper disentak (bila umpannya Chugger) lalu menggulungnya lagi. Cara tersebut dilakukan agar umpan tiruan tersebut bergerak mirip ikan umpan alami, sehingga ikan sasaran mau menyambarnya. Perbedaan utama antara Popping dengan Casting adalah bahwa Popping biasanya dilakukan dari kapal/perahu yang ”stand bye”. Artinya mesin kapal tetap hidup dan jangkar tidak diturnkan agar kapal bisa segera mundur bila telah terlalu dekat ke karang atau bila umpan disambar ikan target agar ikan tersebut tidak bisa menyelam dan bersembunyi didalam karang. Teknik ”popping” sangat populer di perairan Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur (sekitar Pulau Komodo) dan banyak dilakukan oleh orang asing, seperti Jepang, Korea dan juga Indonesia. Popping sekarang sangat populer dikalangan pemancing hobbyist Indonesia terutama untuk memancing Tuna pada waktu musimnya dan GT (Grand Trevally/Kuwe Gerong) yang bisa dilakukan kapan saja asal di spot yang tepat. Spot yang paling populer untuk pemancing Jabodetabek dan Banten saat ini adalah di sekitar Karang Tungku Tiga dan Batu Mandi sekitar Pulau Sanghyang, Tanjung Tua dan Karang Krekah dekat Bakauhuni, di Karang Jajar dan sekitar Pulau Panaitan, Ujungkulon. Semua spot ini berada di wilayah perairan Selat Sunda. Gerombolan ikan Tuna sirip kuning biasanya muncul sekitar bulan Maret-April di perairan Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

9. Mancing GARONG.
Cara mincing ini secara popular diplesetkan dengan sebutan “ngegarong” karena menggunakan sejenis kail yang bermata 6 (enam) berbentuk seperti matahari yang disebut pancing “GARONG”. Uniknya, seringkali (atau lebih sering) ikan yang digarong tertangkap bukan karena pancing nyangkut di mulutnya tetapi nyangkut di insang, di pipi, pundak, perut, buntut, dsb. Mancing garong ini biasanya menggunakan joran TEGEK yaitu joran tanpa kolong-kolong (cincin/guide) yang panjangnya antara 4 m sampai 6 meter dan “teleskopik” (joran antena). Mancing cara “garong” ini harus menggunakan pelampung kecil yang dibuat dari kayu ringan dan biasanya berbentuk seperti “piring terbang”. Jarak antara pelampung dengan pancing garongnya hanya berkisar sekitar 50 cm sampai 100 cm sedangkan seluruh panjang kenur dari ujung joran sampai mata pancing hanya 2 sampai 3 m. Mancing ini umumnya menggunakan umpan lumut laut yang banyak tersedia di bebatuan di pantai. Kadang kadang orang menggunakan nasi atau kue. Umpan tersebut tidak ditempelkan di pancing tetapi dijepit oleh kenur kira kira 1 – 2 cm diatas pancing. Target yang utama adalah ikan Baronang, Botana, dan terkadang juga ikan Kakak Tua. Tehnik ini murah tetapi sangat unik, eksentrik dan sebenarnya sangat sulit. Mancing “garong” tidak memerlukan perahu atau kapal karena dilakukan dari pinggiran seperti dermaga, batu batu (beton) pemecah ombak, atau jembatan di sekitar pantai. Oleh karena itu, teknik mancing yang satu ini dianggap yang paling murah biayanya dan banyak orang sangat menikmatinya dan benar-benar ketagihan! (By : fishyforum member)

Joran Pancing

MEMILIH JORAN PANCING YANG TEPAT

Bagi anda yang baru terjun ke hobby mancing., ada baiknya hati-hati dalam memilih joran, baik itu dalam penggunaan maupun kualitasnya. Didalam memilih joran sebaiknya berdasarkan tujuan, apakah itu untuk lomba atau hanya untuk rekreasi saja.
Apabila tujuannya untuk mengikuti lomba/galatama sebaiknya memakai joran yang hanya lentur di ujungnya saja. Karena waktu mengajar ikan menjadi lebih singkat dibandingkan dengan joran yang lentur sampai ke tengah. Joran untuk lomba/galatama sebaiknya dipilih model yang tanpa sambungan (1 piece) yakni terdiri dari satu bagian/tangkai (tidak dapat dilepas) dengan panjang joran pada umumnya tidak lebih dari 2 meter. Atau bisa juga mempergunakan hanya satu sambungan (2 piece) yaitu bisa dilepas menjadi 2 bagian dengan panjang joran kurang lebih 1.2 meter – 3 meter. Jangan mempergunakan joran teleskopik atau antena, karena tiap sambungannya mudah bergeser sehingga kelenturannya mudah berkurang dan juga kekuatannya terbagi-bagi.
Kontradiksi antara joran dengan pendek sampai sekarang ini hampir tidak ada masalah, tetapi untuk lomba panjang joran idealnya berkisar 168-180 cm, joran yang lebih panjang memang dapat melontarkan umpan yang lebih jauh, tetapi disesuaikan dengan luas kolam yanng rata-rata sempit sehingga tidak memerlukan lontaran yang jauh seperti di laut.Bagi yang memancing hanya untuk sekedar rekreasi saja sebaiknya dipergunakan joran yang lentur sampai ke tengah, yang akan membuat pemancing menikmati waktu pengejaran ikan yang lebih lama, walaupun yang menyambar ikan mungkin hanya ikan-ikan yang kecil.
Agar tak mudah patahJoran yang patah pada saat mengejar ikan bukanlah salah penjualnya atau pabrik pembuatnya. Jika mau jujur, joran adalah kesalahan dari si pemancing itu sendiri, yaitu membebani joran di luar batas kemampuan joran tersebut.
Penyebab joran patah di kolam pemancingan atau di laut, paling sering karena pemancing menyentak joran hannya dengan pergelangan tangan atau mengayun menggunakan siku. Perputaran melebihi sudut 90o inilah yang membuat joran langsung patah.
Seharusnya menyentak joran cukup mengayunkan lengan, ditambah dengan menggerakan pergelangan tangan ke belakang. Ini sudah membuat kail mengait di mulut ikan tanpa terlalu berlebihan membebani joran. Ada baiknya usai mancing bilas joran dengan menggunkan air sabun untuk menghilangkan kotoran dan bau. Yakinkanlah bahwa joran itu sudah benar-benar kering dengan cara mengelap sebelum disimpan, kalau perlu melapisi joran dengan cairan (WD40) agar kotoran atau debu tidak cepat menempel. Lalu, simpanlah di tempatnya dan jauhkan dari sinar matahari secara langsung. Apabila joran terkena sinar matahari akan berubah menjadi getas/kering sehingga mudah patah.